TEHERAN, Tigapilarnews.com - Presiden Iran
Hassan Rouhani angkat bicara mengenai serangan rudal Amerika Serikat ke
pangkalan udara Suriah. Dikatakan Rouhani, agresi tersebut akan memperkuat
terorisme di wilayah dan memperburuk ketidakstabilan di dunia.
"Saya menyerukan dunia untuk menolak
kebijakan seperti ini, yang hanya akan mendatangkan kehancuran dan bahaya bagi
wilayah dan dunia," ujar Rouhani dalam postingan di akun Twitter miliknya
seperti dilansir media Iran, Press TV, Sabtu (8/4/2017).
Hal tersebut dikatakan Rouhani setelah
militer AS menembakkan 59 rudal Tomahawk ke pangkalan udara Shayrat di Suriah
pada Jumat (7/4) dini hari waktu setempat. Serangan rudal itu menandai serangan
langsung militer AS yang pertama terhadap Suriah sejak konflik pecah di negara
Arab tersebut pada tahun 2011.
"Agresi AS terhadap Shayrat memperkuat
ekstremisme dan teror regional, serta pelanggaran hukum dan ketidakstabilan
global, dan harus dikutuk," tegas Rouhani.
Atas perintah Presiden AS Donald Trump, dua
kapal perang AS di perairan Mediterania melancarkan serangan rudal ke pangkalan
udara Shayrat sebagai respons atas dugaan serangan kimia di kota Khan
Shaykhoun, di provinsi Idlib, Suriah.
AS dan negara-negara Barat menuding rezim
Presiden Bashar al-Assad mendalangi serangan yang menewaskan puluhan warga
sipil tersebut. Namun militer Suriah menegaskan, pihaknya tak pernah dan tak
akan pernah menggunakan senjata kimia kapanpun dan di manapun.
"Tragedi Khan Shaykhoun mengerikan dan
harus dikutuk. Itu mengingatkan warga Iran, para korban senjata kimia
bertahun-tahun lalu, akan serangan di Sardasht," tutur Rouhani mengenai
serangan bom kimia di kota Sardasht, Iran barat laut yang dilakukan militer
Irak semasa pemerintahan Saddam Hussein pada tahun 1987. Serangan kimia itu
menewaskan lebih dari 100 warga sipil Iran dan melukai ratusan orang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar